Minggu, 22 Maret 2015

Askep demam berdarah dangue

ASKEP DEMAM BERDARAH


1. Pengertian dan Penyebab Demam Berdarah Dangue
Demam Berdarah Dangue (DBD) adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam, manifestasi perdarahan dan mengakibatkan renjatan yang dapat menimbulkan kematian (Mansjoer, 2003). Demam Berdarah dangue disebabkan oleh virus dangue, yang termasuk dalam genus flavivirus (Ngastiyah, 2005). Virus dangue penyebab demam berdarah dangue memerlukan bantuan nyamuk untuk berpindah ketubuh manusia.  Nyamuk yang lebih sering sebagai pembawa virus dangue adalah nyamuk betina belang-belang hitam-putih Aedes aegypti dan Aedes albopictus (Nadusel, 2007).

2. Cara Hidup Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus  
Nyamuk Aedes aegypti suka tinggal di dalam rumah yang sejuk, lembab, gelap dan berbau manusia, hinggapnya di barang-barang yang bergelantungan di kamar.  Nyamuk Aedes aegypti menghisap darah manusia pada jam-jam tertentu yaitu, pagi hari pukul 06.00-09.00, dan sore hari pukul 15.00-17.00, diluar jam tersebut  nyamuk betina hinggap di air jernih dalam wadah tergenang seperti barang-barang bekas berisi air hujan di pekarangan untuk bertelur (Suriadi, 2006). Disamping nyamuk Aedes aegypti, juga terdapat nyamuk Aedes albopictus yang senang hidup di kebun yang rindang (Misnadiarly, 2009).

1.    Siapa Saja yang Terkena Demam Berdarah Dangue..?
DBD  paling banyak menyerang anak dibawah usia 15 tahun tetapi dapat pula menyerang orang dewasa.  Cara hidup nyamuk Aedes aegypti  seperti dijelaskan diatas menjadi sebab anak balita mudah terserang demam berdarah, karena balita membutuhkan tidur pagi, siang dan sore hari.  Sarang nyamuk selain di rumah, juga banyak dijumpai di sekolah, apalagi bila keadaan kelas gelap dan lembab dan anak sekolah pada umumnya berada di sekolah pada pagi dan sore hari.  Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai tempat berkumpulnya anak-anak yang rentan terhadap penyakit demam berdarah dangue, merupakan tempat yang potensial untuk terjadinya penularan penyakit ini (Misnadiarly, 2009).
Dan cara hidup nyamuk Aedes albopictus yang senang hidup di kebun yang rindang, juga merupakan alasan anak terkena gigitan nyamuk tersebut di sore hari tatkala bermain.  Faktor daya tahan tubuh anak yang belum sempurna seperti halnya orang dewasa dan sering kali anak sulit makan makanan bergizi juga merupakan faktor mengapa anak lebih banyak terkena penyakit demam berdarah dangue (Misnadiarly, 2009).

4. Cara Penularan Virus Dangue
            Penularan virus dangue dimulai dari adanya virus di dalam tubuh pasien yang sedang terserang virus dangue, kemudian apabila ada nyamuk Aedes aegypti  menggigit tubuh si pengidap virus, virus akan bersiklus hidup di dalam tubuh nyamuk termasuk di dalam air liurnya. 


Nyamuk yang di dalam tubuhnya sudah bervirus lalu memindahkannya ke tubuh orang sehat setelah menggigitnya.  Begitu seterusnya terjadi, virus dangue berpindah dan berpindah lagi ke banyak tubuh sehat lainnya melalui gigitan nyamuk bervirus (Nadusel,  2007).

5. Manifestasi Klinik Demam Berdarah Dangue         
            Sepintas kelihatan tidak ada bedanya demam berdarah dangue dengan demam pada penyakit lainnya, namun bila diamati, demam pada DBD menunjukkan sifat yang sfesifik, yaitu “Demam Pelana Kuda” artinya apabila demam pasien DBD dibuat grafik, gambaran demamnya menyerupai gambar pelana kuda.  Setelah demam selam 3 hari, demam akan mereda sendiri pada hari keempat, kemudian demam muncul kembali sampai hari kelima, dan lalu dengan sendirinya mereda lagi (Nadusel, 2007).
            Dilihat dari gejala demam ini penyakit  demam berdarah dangue dibagi atas tiga fase yaitu, fase demam tinggi 1-3 hari disertai sakit kepala, nyeri sekujur tubuh, nyeri uluhati, mual muntah kadang disertai bercak merah di kulit.  Fase kritis demam turun pada hari ke 4-5 sehingga ini yang mengecohkan orang tua, seolah terjadi kesembuhan sehingga kemungkinan terjadinya “Dangue Syock Syndrome” renjatan karena perdarahan dan depresi sum-sum tulang ditandai penurunan thrombocyt dan leucocyt.  Perdarahan berupa mimisan, gusi berdarah, berak warna hitam, muntah darah, perdarahan di bawah kulit berupa bintik-bintik kemerahan mirip bekas gigitan nyamuk. Hari ke 6-7 disebut fase masa penyembuhan  (Widodo, 2009).

6. Patofisiologi Demam Berdarah Dangue
Virus dangue masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, kemudian bereaksi dengan antibody mengakibatkan terbentuknya kompleks antigen antibody dalam sirkulasi, dan selanjutnya akan mengaktivasi sistim komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilaktoksin yang menyebabkan meningginya permeabilitas kapiler, akibatnya terjadi perembesan plasma dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler.  Agregasi trombosit menurun pada masa demam dan mencapai nilai terendah pada masa renjatan.  Fungsi agregasi trombosit menurun disebabkan depresi sum-sum tulang oleh proses imunologis, hal ini terbukti dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah (Mansjoer, 2003).

7. Klasifikasi  Derajat  Penyakit  Infeksi  Virus  Dangue
a.    Demam Dangue
Demam disertai dua atau lebih manifestasi klinis : sakit kepala, nyeri retro-orbital, malaise, artralgia, leucopenia, thrombositopenia, dan tidak ditemukan bukti kebocoran plasma (Suhendro, 2006).
b.   Demam Dangue Derajat I
Gejala demam dangue ditambah  uji bendung (Rumple Leede) positif, thrombositopenia <100.000/µl dan belum adanya bukti kebocoran plasma (Suhendro, 2006).
c.    Demam Dangue Derajat II
Gejala dangue derajat II ditambah perdarahan spontan seperti mimisan, muntah darah, dan berak darah  (Suhendro, 2006).

d.   Demam Dangue Derajat III
Gejala dangue derajat II ditambah kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan kulit dingin dan lembab serta gelisah  (Suhendro, 2006).
e.    Demam Dangue Derajat IV
Syok berat disertai dengan tekanan darah dan nadi tidak terukur (Suhendro, 2006).

8.    Bagaimana Mengetahui Bahwa Perdarahan Kulit Benar Suatu                         Tanda Perdarahan Demam Berdarah Dangue
Jika pasien demam memperlihatkan bintik  merah mirip bekas gigitan nyamuk, lakukan peregangan kulit di area sekitarnya dengan jari.  Jika kemudian bintik merah yang dicurigai bintik perdarahan tampak lebih pudar merahnya, kemungkinan bukan bintik perdarahan demam berdarah dangue.  Sebaliknya, jika pada saat kulit diregangkan bintiknya tidak pudar, kemungkinan benar tanda perdarahan demam berdarah dangue (Misnadiarly, 2009).
Tes Tourniquet/ Tes Rumple Leede, tes ini cara awal paling sederhana bila suatu demam dicurigai sebagai infeksi dangue. Cara melakukannya  dengan alat tensimeter, bebatan dilengan atas dipertahankan pada tekanan atas ditambah tekanan bawah dibagi dua, tunggu 5 menit lalu perhatikan apakah didaerah kulit lipatan siku dibawah bebatan atau di lengan bagian bawah ada bintik-bintik merah seperti bekas gigitan nyamuk. Jika ada berarti positif infeksi dangue.


Tanpa tensimeter kita dapat melakukannya sendiri dengan membebat lengan atas menggunakan sapu tangan dengan tekanan secukupnya, setelah lima menit, perhatikan apakah ada keluar bintik merah jika ada langsung ke dokter  (Misnadiarly, 2009).

9.    Pertolongan Pertama Penderita DBD Oleh  Masyarakat
Apabila keluarga menemukan tanda dan gejala, anggota keluarga mendadak panas tinggi tanpa ada sebab jelas, badan lemah, maka penderita  segera diberi obat penurun panas golongan parasetamol.  Beri kompres hangat dan minum yang banyak 8 gelas dalam satu hari seperti air, susu, sirop, oralit.  Jika dalam waktu dua hari panas tidak turun atau timbul tanda gejala lanjut bintik-bintik merah pada kulit seperti gigitan nyamuk, muntah-muntah, dan mimisan, dianjurkan segera membawa anggota keluarga yang demam ke dokter atau puskesmas  terdekat untuk segera mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan (Misnadiarly, 2009).

10.     Penatalaksanaan Demam Berdarah Dangue
a.    Derajat I dan II
Tirah baring, observasi tanda-tanda vital, berikan minum dua liter dalam 24 jam, berikan makan makanan cair atau lunak, beri kompres hangat jika suhu tubuh meningkat, lakukan pemasangan infus Ringer Laktat, dan pemeriksaan trombosit (Ngastiyah, 2005).




b.   Derajat III
Tirah baring dengan posisi tidur semi fowler, observasi tanda-tanda vital, lakukan pemasangan infus Ringer Laktat dan guyur, lakukan pemasangan oksigen, pemeriksaan hematokrit dan trombosit (Ngastiyah, 2005).
c.    Derajat IV
Tirah baring, observasi tanda-tanda vital, lakukan pemasangan infus Ringer Laktat (RL) dan guyur, lakukan pemasangan oksigen,  pemeriksaan hematokrit dan trombosit, Lakukan pemasangan Naso Gastric Tube (NGT) untuk membantu pengeluaran darah dari lambung, dan bagi pasien dengan renjatan berat atau berulang perlu dipasang Central Vena Pressure (CVP) untuk mengukur tekanan vena central (Ngastiyah, 2005).

11.     Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dangue
Sampai saat ini obat untuk membasmi virus dan vaksin untuk mencegah penyakit demam berdarah dangue belum tersedia, cara yang tepat untuk menanggulangi penyakit ini secara tuntas adalah sebagai berikut :
a.    Terhadap Lingkungan
Masyarakat harus dapat mengubah perilaku hidup sehat terutama meningkatkan kebersihan lingkungan. Pemberantasan sarang nyamuk harus dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh lapisan masyarakat, di rumah, di sekolah, di rumah sakit, di tempat ibadah dan  rumah makan (Misnadiarly, 2009).


b.   Terhadap Nyamuk Perantara
Pemberantasan nyamuk Aedes aegypti induk dan telurnya. Cara memberantas jentik dilakukan dengan 3 M Plus yaitu Menguras, Menutup, dan Mengubur. Artinya : menguras bak mandi seminggu sekali, menutup penyimpanan air rapat-rapat, mengubur kaleng bekas atau ban bekas, mengganti dan membersihkan tempat minum burung tiap hari, mengganti dan membersihkan vas bunga, membersihkan tanaman yang berpelepah dari tampungan air hujan dan abatisasi. Cara memberantas nyamuk dewasa seperti, jangan menggantung baju bekas pakai, pengasapan pada daerah dimana dijumpai penderita demam berdarah dangue, dan memasang kasa nyamuk pada ventilasi rumah (Misnadiarly, 2009).

c.    Terhadap Diri Kita

Memperkuat daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi tiap hari dan melindungi diri dari gigitan nyamuk yakni memakai kelambu saat tidur pagi dan sore hari, jika kelas gelap dan lembab semprot dengan obat nyamuk lebih dahulu sebelum pelajaran dimulai (Misnadiarly, 2009).