ASKEP DEMAM BERDARAH
1. Pengertian dan
Penyebab Demam Berdarah Dangue
Demam Berdarah Dangue (DBD) adalah
penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam, manifestasi perdarahan dan
mengakibatkan renjatan yang dapat menimbulkan kematian (Mansjoer, 2003). Demam Berdarah dangue disebabkan oleh
virus dangue, yang termasuk dalam
genus flavivirus (Ngastiyah, 2005).
Virus dangue penyebab demam berdarah
dangue memerlukan bantuan nyamuk untuk berpindah ketubuh manusia. Nyamuk yang lebih sering sebagai pembawa
virus dangue adalah nyamuk betina belang-belang hitam-putih Aedes aegypti dan Aedes albopictus (Nadusel, 2007).
2.
Cara Hidup Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus
Nyamuk
Aedes aegypti suka tinggal di dalam
rumah yang sejuk, lembab, gelap dan berbau manusia, hinggapnya di barang-barang
yang bergelantungan di kamar. Nyamuk Aedes aegypti menghisap darah manusia
pada jam-jam tertentu yaitu, pagi hari pukul 06.00-09.00, dan sore hari pukul
15.00-17.00, diluar jam tersebut nyamuk
betina hinggap di air jernih dalam wadah tergenang seperti barang-barang bekas
berisi air hujan di pekarangan untuk bertelur (Suriadi, 2006). Disamping nyamuk
Aedes aegypti, juga terdapat nyamuk Aedes albopictus yang senang hidup di kebun
yang rindang (Misnadiarly, 2009).
1.
Siapa
Saja yang Terkena Demam Berdarah Dangue..?
DBD paling banyak menyerang anak dibawah usia 15
tahun tetapi dapat pula menyerang orang dewasa.
Cara hidup nyamuk Aedes aegypti seperti dijelaskan diatas menjadi sebab anak
balita mudah terserang demam berdarah, karena balita membutuhkan tidur pagi,
siang dan sore hari. Sarang nyamuk
selain di rumah, juga banyak dijumpai di sekolah, apalagi bila keadaan kelas
gelap dan lembab dan anak sekolah pada umumnya berada di sekolah pada pagi dan
sore hari. Hal ini menunjukkan bahwa
sekolah sebagai tempat berkumpulnya anak-anak yang rentan terhadap penyakit
demam berdarah dangue, merupakan tempat yang potensial untuk terjadinya
penularan penyakit ini (Misnadiarly, 2009).
Dan
cara hidup nyamuk Aedes albopictus yang
senang hidup di kebun yang rindang, juga merupakan alasan anak terkena gigitan
nyamuk tersebut di sore hari tatkala bermain.
Faktor daya tahan tubuh anak yang belum sempurna seperti halnya orang
dewasa dan sering kali anak sulit makan makanan bergizi juga merupakan faktor
mengapa anak lebih banyak terkena penyakit demam berdarah dangue (Misnadiarly,
2009).
4. Cara Penularan Virus
Dangue
Penularan
virus dangue dimulai dari adanya
virus di dalam tubuh pasien yang sedang terserang virus dangue, kemudian apabila ada nyamuk Aedes aegypti menggigit
tubuh si pengidap virus, virus akan bersiklus hidup di dalam tubuh nyamuk
termasuk di dalam air liurnya.
Nyamuk yang di dalam tubuhnya sudah
bervirus lalu memindahkannya ke tubuh orang sehat setelah menggigitnya. Begitu seterusnya terjadi, virus dangue
berpindah dan berpindah lagi ke banyak tubuh sehat lainnya melalui gigitan
nyamuk bervirus (Nadusel, 2007).
5.
Manifestasi Klinik Demam Berdarah Dangue
Sepintas
kelihatan tidak ada bedanya demam berdarah dangue dengan demam pada penyakit
lainnya, namun bila diamati, demam pada DBD menunjukkan sifat yang sfesifik,
yaitu “Demam Pelana Kuda” artinya apabila demam pasien DBD dibuat
grafik, gambaran demamnya menyerupai gambar pelana kuda. Setelah demam selam 3 hari, demam akan mereda
sendiri pada hari keempat, kemudian demam muncul kembali sampai hari kelima,
dan lalu dengan sendirinya mereda lagi (Nadusel, 2007).
Dilihat
dari gejala demam ini penyakit demam
berdarah dangue dibagi atas tiga fase yaitu, fase demam tinggi 1-3 hari
disertai sakit kepala, nyeri sekujur tubuh, nyeri uluhati, mual muntah kadang
disertai bercak merah di kulit. Fase
kritis demam turun pada hari ke 4-5 sehingga ini yang mengecohkan orang tua,
seolah terjadi kesembuhan sehingga kemungkinan terjadinya “Dangue Syock Syndrome” renjatan karena perdarahan dan
depresi sum-sum tulang ditandai penurunan thrombocyt
dan leucocyt. Perdarahan berupa mimisan, gusi berdarah, berak
warna hitam, muntah darah, perdarahan di bawah kulit berupa bintik-bintik kemerahan
mirip bekas gigitan nyamuk. Hari ke 6-7 disebut fase masa penyembuhan (Widodo,
2009).
6.
Patofisiologi Demam Berdarah Dangue
Virus
dangue masuk ke dalam tubuh manusia
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti,
kemudian bereaksi dengan antibody
mengakibatkan terbentuknya kompleks antigen
antibody dalam sirkulasi, dan
selanjutnya akan mengaktivasi sistim komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilaktoksin yang menyebabkan
meningginya permeabilitas kapiler, akibatnya terjadi perembesan plasma dari
ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler.
Agregasi trombosit menurun pada masa demam dan mencapai nilai terendah
pada masa renjatan. Fungsi agregasi
trombosit menurun disebabkan depresi sum-sum tulang oleh proses imunologis, hal
ini terbukti dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah (Mansjoer,
2003).
7. Klasifikasi Derajat Penyakit Infeksi Virus Dangue
a.
Demam
Dangue
Demam
disertai dua atau lebih manifestasi klinis : sakit kepala, nyeri retro-orbital,
malaise, artralgia, leucopenia, thrombositopenia, dan tidak ditemukan
bukti kebocoran plasma (Suhendro, 2006).
b.
Demam
Dangue Derajat I
Gejala
demam dangue ditambah uji bendung (Rumple Leede) positif, thrombositopenia <100.000/µl dan belum
adanya bukti kebocoran plasma (Suhendro, 2006).
c.
Demam
Dangue Derajat II
Gejala dangue derajat II ditambah perdarahan
spontan seperti mimisan, muntah darah, dan berak darah (Suhendro, 2006).
d.
Demam
Dangue Derajat III
Gejala
dangue derajat II ditambah kegagalan
sirkulasi yang ditandai dengan kulit dingin dan lembab serta gelisah (Suhendro, 2006).
e.
Demam
Dangue Derajat IV
Syok
berat disertai dengan tekanan darah dan nadi tidak terukur (Suhendro, 2006).
8.
Bagaimana
Mengetahui Bahwa Perdarahan Kulit Benar Suatu Tanda Perdarahan Demam
Berdarah Dangue
Jika pasien demam memperlihatkan bintik merah mirip bekas gigitan nyamuk, lakukan
peregangan kulit di area sekitarnya dengan jari. Jika kemudian bintik merah yang dicurigai
bintik perdarahan tampak lebih pudar merahnya, kemungkinan bukan bintik
perdarahan demam berdarah dangue. Sebaliknya,
jika pada saat kulit diregangkan bintiknya tidak pudar, kemungkinan benar tanda
perdarahan demam berdarah dangue (Misnadiarly, 2009).
Tes
Tourniquet/ Tes Rumple Leede, tes ini cara awal
paling sederhana bila suatu demam dicurigai sebagai infeksi dangue. Cara
melakukannya dengan alat tensimeter,
bebatan dilengan atas dipertahankan pada tekanan atas ditambah tekanan bawah
dibagi dua, tunggu 5 menit lalu perhatikan apakah didaerah kulit lipatan siku
dibawah bebatan atau di lengan bagian bawah ada bintik-bintik merah seperti
bekas gigitan nyamuk. Jika ada berarti positif infeksi dangue.
Tanpa
tensimeter kita dapat melakukannya sendiri dengan membebat lengan atas menggunakan
sapu tangan dengan tekanan secukupnya, setelah lima menit, perhatikan apakah
ada keluar bintik merah jika ada langsung ke dokter (Misnadiarly, 2009).
9.
Pertolongan
Pertama Penderita DBD Oleh Masyarakat
Apabila
keluarga menemukan tanda dan gejala, anggota keluarga mendadak panas tinggi
tanpa ada sebab jelas, badan lemah, maka penderita segera diberi obat penurun panas golongan parasetamol.
Beri kompres hangat dan minum yang
banyak 8 gelas dalam satu hari seperti air, susu, sirop, oralit. Jika dalam waktu dua hari panas tidak turun
atau timbul tanda gejala lanjut bintik-bintik merah pada kulit seperti gigitan
nyamuk, muntah-muntah, dan mimisan, dianjurkan segera membawa anggota keluarga
yang demam ke dokter atau puskesmas terdekat untuk segera mendapatkan pemeriksaan
dan pengobatan (Misnadiarly, 2009).
10. Penatalaksanaan Demam
Berdarah Dangue
a.
Derajat
I dan II
Tirah baring, observasi
tanda-tanda vital, berikan minum dua liter dalam 24 jam, berikan makan makanan
cair atau lunak, beri kompres hangat jika suhu tubuh meningkat, lakukan
pemasangan infus Ringer Laktat, dan
pemeriksaan trombosit (Ngastiyah, 2005).
b.
Derajat
III
Tirah
baring dengan posisi tidur semi fowler, observasi tanda-tanda vital, lakukan
pemasangan infus Ringer Laktat dan
guyur, lakukan pemasangan oksigen, pemeriksaan hematokrit dan trombosit (Ngastiyah,
2005).
c.
Derajat
IV
Tirah
baring, observasi tanda-tanda vital, lakukan pemasangan infus Ringer Laktat (RL) dan guyur, lakukan
pemasangan oksigen, pemeriksaan
hematokrit dan trombosit, Lakukan pemasangan Naso Gastric Tube (NGT) untuk membantu pengeluaran darah dari
lambung, dan bagi pasien dengan renjatan berat atau berulang perlu dipasang Central Vena Pressure (CVP) untuk
mengukur tekanan vena central (Ngastiyah, 2005).
11.
Pencegahan
Penyakit Demam Berdarah Dangue
Sampai
saat ini obat untuk membasmi virus dan vaksin untuk mencegah penyakit demam
berdarah dangue belum tersedia, cara yang tepat untuk menanggulangi penyakit
ini secara tuntas adalah sebagai berikut :
a.
Terhadap
Lingkungan
Masyarakat harus dapat
mengubah perilaku hidup sehat terutama meningkatkan kebersihan lingkungan.
Pemberantasan sarang nyamuk harus dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh
lapisan masyarakat, di rumah, di sekolah, di rumah sakit, di tempat ibadah
dan rumah makan (Misnadiarly, 2009).
b.
Terhadap
Nyamuk Perantara
Pemberantasan nyamuk Aedes aegypti induk dan telurnya. Cara
memberantas jentik dilakukan dengan 3 M Plus yaitu Menguras, Menutup, dan
Mengubur. Artinya : menguras bak mandi seminggu sekali, menutup penyimpanan air
rapat-rapat, mengubur kaleng bekas atau ban bekas, mengganti dan membersihkan
tempat minum burung tiap hari, mengganti dan membersihkan vas bunga, membersihkan
tanaman yang berpelepah dari tampungan air hujan dan abatisasi. Cara
memberantas nyamuk dewasa seperti, jangan menggantung baju bekas pakai, pengasapan
pada daerah dimana dijumpai penderita demam berdarah dangue, dan memasang kasa
nyamuk pada ventilasi rumah (Misnadiarly, 2009).
c.
Terhadap
Diri Kita
Memperkuat daya tahan
tubuh dengan makan makanan bergizi tiap hari dan melindungi diri dari gigitan
nyamuk yakni memakai kelambu saat tidur pagi dan sore hari, jika kelas gelap
dan lembab semprot dengan obat nyamuk lebih dahulu sebelum pelajaran dimulai (Misnadiarly, 2009).